Selasa, 20 Maret 2012

BENARKAH KALAU ADA DOSA AKAN ADA SIKSA?


Menurut nash Al-Qur’an dan As-Sunnah, ijma’ orang-orang salaf dan istilah, dosa-dosa itu dibagi menjadi dua macam: Dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil. Firman Allah,
“Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kalian mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kalian.” (An-Nisa’: 31),
“Orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil.” (An-Najm: 32).
Sedangkan apa yang dikisahkan dari Abu Ishaq Al-Isfira’ainy, bahwa semua dosa adalah dosa besar dan sama sekali tidak ada dosa yang kecil, maka bukan itu maksudnya. Sebab kalau tidak, dosa memandang sesuatu yang diharamkan sama dengan dosa berzina. Tapi yang dimaksudkan adalah pengaitannya dengan keagungan yang didurhakai, dengan pengertian, sebagian bisa lebih besar dosanya daripada yang lain.
Orang-orang salaf saling berbeda pendapat tentang dosa-dosa besar. Namun perbedaan pendapat di kalangan mereka ini tidak terlalu tajam, dan pendapat-pendapat mereka hampir sama.
Di dalam Ash-Shahihain disebutkan dari hadits Asy-Sya’by, dari Abdullah bin Amr, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, “Dosa-dosa besar adalah: Syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa dan sumpah palsu.”
Di dalam Ash-Shahih disebutkan dari hadits Abu Wa’il, dari Amr bin Syurahbil, dari Abdullah bin Mas’ud, dia berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah dosa yang paling besar itu?” Beliau menjawab, “Jika engkau membuat tandingan bagi Allah, padahal Dialah yang menciptakan kami.“Kemudian apa lagi?” tanyaku. Beliau menjawab, “Jika engkau membunuh anakmu karena takut dia makan bersamamu.” Kemudian apa lagi?” tanyaku. Beliau menjawab, “Jika engkau berzina dengan istri tetanggamu.” Kemudian Allah menurunkan ayat yang membenarkan sabda beliau ini, “Dan, orang-orang yang tidak menyembah sesembahan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina.” (Al-Furqan: 68).
Di dalam Ash-Shahihain disebutkan dari hadits Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, “Jauhilah oleh kalian tujuh kedurhakaan”. Mereka bertanya, “Apakah itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri saat pertempuran, menuduh wanita-wanita suci yang lalai dan beriman.”
Dalam hadits lain juga disebutkan, bahwa yang termasuk dosa besar adalah mencaci bapak dan ibu seseorang serta mencemarkan nama baik orang lain tanpa alasan yang dibenarkan. Abdullah bin Mas’ud Radhiallau Anhu berkata, “Dosa-dosa besar yang paling besar adalah: Syirik kepada Allah, merasa aman dari tipu daya Allah, putus asa dari rahmat Allah dan karunia-Nya. ” Sa’id bin Jubair berkata, “Ada seseorang bertanya kepada Ibnu Abbas tentang dosa-dosa besar, apakah jumlahnya ada tujuh? Maka Ibnu Abbas menjawab, “Jumlahnya lebih dekat dengan tujuh ratus macam. Hanya saja tidak ada istilah dosa besar selagi disertai istighfar, dan tidak ada istilah dosa kecil selagi dilakukan terus-menerus. Segala sesuatu yang dilakukan untuk mendurhakai Allah, disebut dosa besar. Maka barangsiapa yang melakukan sebagian dari dosa itu, hendaklah memohon ampunan kepada Allah, karena Allah tidak mengekalkan seseorang dari umat ini di dalam neraka kecuali orang yang keluar dari Islam, atau mengingkari satu kewajiban atau mendustakan takdir. ”Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu berkata, “Apa yang dilarang Allah dari awal surat An-Nisa’ hingga ayat 31, semuanya adalah dosa besar.” Adh-Dhahhak berkata, “Dosa besar adalah dosa yang telah diperingatkan Allah, berupa hukuman yang pasti di dunia dan siksa di akhirat.” Sufyan Ats-Tsaury berkata, “Dosa-dosa besar ialah segala dosa yang di dalamnya terdapat kezhaliman antara dirimu dan orang lain. Sedangkan dosa kecil ialah yang di dalamnya ada kezhaliman antara dirimu dan Allah, sebab Allah Maha Murah hati dan pasti mengampuni.”
Menurut pendapat saya, yang dimaksudkan Sufyan, bahwa dosa antara hamba dan Allah lebih mudah urusannya daripada kezhaliman terhadap manusia, karena dosa dosan hakullah dapat hilang dengan istighfar, ampunan, syafaat dan lain-lainnya. Sedangkan kezhaliman terhadap hakuladami, maka harus ada pembebasan darinya atau islah dari orang yang kita dzolimi.
Menurut Malik bin Mighwal, dosa besar adalah dosanya para ahli bid’ah, sedangkan kesalahan adalah dosanya Ahlus-sunnah. Menurut pendapat saya, yang dimaksudkan Malik, bahwa bid’ah itu termasuk dosa besar. Sedangkan dosa-dosa besar yang dilakukan Ahlus-sunnah merupakan dosa kecil jika dibandingkan dengan bid’ah. Inilah maksud perkataan sebagian salaf, “Bid’ah adalah kedurhakaan yang paling disukai Iblis, karena dosa bid’ah itu tidak diampuni sedangkan dosa kedurhakaan diampuni.”
Ada pula yang berpendapat, dosa besar adalah dosa yang dianggap kecil oleh hamba, sedangkan dosa kecil adalah dosa yang dianggap besar, sehingga dia takut untuk melakukannya. Saya setuju dengan pendapat ini, karena dapat diartikan bahwa jika seseorang melakukan dosa tiap hari meskipun itu dosa kecil maka dosa tersebut akan menjadi dosa besar.
Kemudian ada yang bertanya, apakah setelah melakukan dosa akana da siksa???pasti akan ada, tetap siksa tersebut terbagi menjadi dua, yang siksa dunia dan akhirat. Siksa dunia contohnya banjir bandang, tsunami, tabrakan, putting beliung. Mungkin semua itu siksa buat kita, kenapa saya sebut mungkin karena hal tersebut bias disebut siksa dan bias disebut juga cobaan buat kita.
Saatnya kita kembali merenungkan Ayat –ayat Qur’an. Dibawah ini ada beberapa hadist dan firman allah yang menerangkan tentang azab atau siksa:
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُونَ مَا لَبِثُوا غَيْرَ سَاعَةٍ كَذَلِكَ كَانُوا يُؤْفَكُونَ. (الروم [30]: 55).
Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; “Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)”. Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran). (QS. Ar-Rum [30]: 55).

قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ. (يس [36]: 52).
Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?”. Inilah yangdijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya). (QS. Yasin [36]: 52).


وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى. (طه [20]: 124).
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha [20]: 124)

قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ. (غافر [40]: 11).
Mereka menjawab: “Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?” (QS. Ghafir [40]: 11).

وَمِمَّنْ حَوْلَكُمْ مِنَ الأعْرَابِ مُنَافِقُونَ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ مَرَدُوا عَلَى النِّفَاقِ لا تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ. (التوبة [9]: 101).
Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali, kemudian mereka akan dikembalikan pada azab yang besar. (QS. At-Taubah [9]: 101).
Ayat di atas menjelaskan tentang orang-orang munafik yang berada di sekitar Madinah, yang berpura-pura beriman kepada Nabi Muhammad saw, namun sejatinya mereka tidak beriman dan tetap memusuhi serta menaruh dendam kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu Allah swt mengancam mereka dengan azab yang berlipat ganda, yakni dengan aib, cela dan kerugian yang menimpa diri mereka, keluarga serta harta benda mereka di dunia, dan siksaan-siksaan yang pedih di dalam kubur. Inilah yang dimaksud dengan kata-kata “disiksa dua kali” dalam ayat di atas. Setelah siksa kubur berakhir, Allah I akan menghukum mereka dengan “azab yang besar”, yakni siksa yang pedih dan abadi di dalam neraka.
Redaksi ayat tersebut teramat jelas hingga nyaris tak memerlukan interpretasi apapun, bahkan tidak mungkin diselewengkan pada pemahaman-pemahaman yang lain, apalagi kemudian disangsikan kebenarannya sebagai ayat yang memberikan informasi akurat tentang adanya azab kubur (seperti yang dilakukan Agus Mustofa). Karena itulah Imam al-Bukhari dalam Shahîhul-Bukhârî menjadikan ayat ini (QS. At-Taubah [9]: 101) sebagai salah satu landasan utama dalam menetapkan keyakinan adanya azab kubur, di samping QS. Ghafir [40]: 45-46;

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ. (غافر [40]: 46).
Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. (QS. Ghafir [40]: 46).
عَنْ أَنَسٍ t عَنِ النَّبِىِّ e قَالَ: "الْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ فِى قَبْرِهِ، وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ، أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ e فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ. فَيُقَالُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ، أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ الْجَنَّةِ. قَالَ النَّبِىُّ e: فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا-وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوِ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ: لاَ أَدْرِى، كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ. فَيُقَالُ لاَ دَرَيْتَ وَلاَ تَلَيْتَ. ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ، فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلاَّ الثَّقَلَيْنِ. (رواه البخاري).
Dari Anas t, dari Rasulullah e beliau bersabda: “Seorang hamba ketika telah (rampung) di kubur, serta para pengantar telah pulang semua dan ia mendengar bunyi sandal mereka, maka datanglah dua malaikat (Munkar-Nakir), lalu keduanya mendudukkannya seraya bertanya, “Bagaimana pendapatmu tentang Nabi Muhammad e? Lalu ia menjawab, “Saya bersaksi bahwa beliau adalah hamba Allah I dan utusan-Nya. Lalu kedua malaikat berkata: Lihatlah tempat asalmu di neraka, sekarang telah diganti oleh Allah I dengan tempat di surga.
Kemudian Nabi bersabda: Lalu ia melihat kedua tempat tersebut (tempat di neraka dan tempat di surga, sehingga bertambahlah kegembiraannya).
Adapun orang kafir atau orang munafik (ketika menjawab) akan berkata, “Saya tidak tahu, saya menjawab sebagaimana orang lain menjawab. Lalu dikatakan kepadanya, “Kamu tidak faham dan kamu tidak membaca”. Lalu ia dipukul satu pukulan dengan palu dari besi antara dua telinganya, sehingga ia menjerit dengan suara lantang yang dapat didengar oleh sesuatu yang ada di sampingnya, kecuali manusia dan jin. (HR. Bukhari).




عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها أَنَّ يَهُودِيَّةً دَخَلَتْ عَلَيْهَا، فَذَكَرَتْ عَذَابَ الْقَبْرِ، فَقَالَتْ لَهَا أَعَاذَكِ اللَّهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ. فَسَأَلَتْ عَائِشَةُ رَسُولَ اللَّهِ e عَنْ عَذَابِ الْقَبْرِ فَقَالَ: "نَعَمْ عَذَابُ الْقَبْرِ". قَالَتْ عَائِشَةُ رضى الله عنها: فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ e بَعْدُ صَلَّى صَلاَةً إِلاَّ تَعَوَّذَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْر. زَادَ غُنْدَرٌ: "عَذَابُ الْقَبْرِ حَقٌّ". (رواه البخاري).
Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ, bahwa seorang perempuan Yahudi masuk kepada beliau, seraya bertutur tentang azab kubur. Lalu Sayyidah Aisyah berkata, “Mudah-mudahan Allah I melindungimu dari azab kubur”. Kemudian Sayyidah Aisyah bertanya kepada Rasulullah e tentang azab kubur, lalu Nabi e menjawab: “Betul, azab kubur itu ada”. Lalu Sayyidah Aisyah berkata: “Lalu setelah itu, saya tidak pernah melihat Rasulullah e salat melainkan beliau memta perlindungan kepada Allah I dari azab kubur. Imam Ghundar menambahkan dalam riwayatnya, bahwa Nabi e bersabda: “Ya. Azab kubur itu benar adanya.” (HR. Bukhari).
Berdasarkan dalil-dalil yang teramat kuat dan akurat ini, maka tidak heran apabila para ulama megatakan bahwa ulama Ahlussunnah wal Jamaah bersepakat bahwa azab kubur adalah benar adanya (haqq), sebagaimana pernyataan Imam Abu Bakar bin Mujahid berikut:

قَالَ أبُو بَكْرِ بنُ مُجَاهِد: أجْمَعَ أهْلُ السُّنَّةِ أنَّ عَذَابَ القَبْرِ حَقٌّ، وَأنَّ الناَّسَ يُفْتَنُونَ فيِ قُبُورِهِمْ بَعْدَ أنْ يُحْيُوْا فِيْهَا وَيُسأَلوُا فِيْهَا، وَيُثَبِّتُ اللهُ مَنْ أحَبَّ تَثْبِيْتَهُ مِنْهُمْ.
Abu Bakar bin Mujahid berkata: Ulama Ahlussunnah wal Jamaah bersepakat bahwa azab kubur adalah benar adanya, dan bahwa manusia akan mendapatkan cobaan di dalam kubur-kubur mereka, setelah mereka hidup dan ditanyai oleh malaikat di dalam kubur, dan Allah I meneguhkan hati orang-orang dikehendaki-Nya di antara mereka.

عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ e صَلَّى عَلَى جَنَازَةٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَاعْفُ عَنْهُ وَعَافِهِ - إلى قوله e - وَقِهِ عَذَابَ الْقَبْرِ وَعَذَابَ النَّارِ. (رواه النسائي).
Dari ‘Auf bin Malik berkata: saya mendengar Rasulullah e ketika salat janazah beliau berdoa “ Ya Allah ampunilah dia dan kasihanilah dia …… dan jagalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka. (HR. An-Nasa’i).

عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيكَرِبَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ e: "لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سِتُّ خِصَالٍ يُغْفَرُ لَهُ فِى أَوَّلِ دَفْعَةٍ وَيَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنُ مِنَ الْفَزَعِ الأَكْبَرِ وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ الْيَاقُوتَةُ مِنْهَا خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا وَيُزَوَّجُ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنَ الْحُورِ الْعِينِ وَيُشَفَّعُ فِى سَبْعِينَ مِنْ أَقَارِبِهِ". (رواه الترمذي).
Dari Miqdam bin Ma‘dikariba berkata: Rasulullah e bersabda: “Disisi Allah I orang yang mati syahid akan mendapatkan enam jaminan. Pada awal mula dosanya diampuni; ia akan melihat tempatnya di surga; diselamatkan dari azab kubur; mendapatkan keamanan di Hari Kiamat; mendapatkan mahkota keagungan yang terbuat dari yakut, yang lebih baik daripada dunia dan seisinya; akan dikawinkan dengan 72 bidadari yang cantik-cantik; dan 70 kerabatnya akan mendapatkan syafaat. (HR. At-Tirmidzi).

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ t قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ e: "أَكْثَرُ عَذَابِ الْقَبْرِ مِنَ الْبَوْلِ". (رواه ابن ماجة).
Dari Abu Hurairah t, beliau berkata, Rasulullah e bersabda: “Kebanyakan azab kubur berawal dari masalah kencing. (HR. Ibnu Majah).
Jadi kesimpulan nya jika kita melakukan dosa siksa pasti akan ada, sudah banyak ayat-ayat dan hadist yang menerangkannya diatas. Saya mengajak Marilah kita tata hidup kita dengan sebaik mungkin, menjalankan segala perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA, ketika kita melakukan dosa besar maupun kecil maka segera lah bertobat, ana loginya begini, ketika pakaian yang kotor di cuci otomatis akan bersih, meskipun bersihnya tidak maksimal, tetapi kalau baju yang kotor tidak dicucui malahan dikotori terus makan baju itu akan kotos seksli, begitu juga dosa, semakin banyak melakukan dosa semakin banyak pula tabungan dosa kiata. Sebelum di tutup ada satu kisah yang dicopy dari http://syukri-abdullah.blogspot.com

KUBUR BERKATA-KATA

Dikisahkan bahawa sewaktu Fatimah r.a. meninggal dunia maka jenazahnya telah diusung oleh 4 orang, antara :- 1. Ali bin Abi Talib (suami Fatimah r.a) 2. Hasan (anak Fatima r.a) 3. Husin (anak Faimah r.a) 4. Abu Dzafrrin Al-Ghifary r.a Sewaktu jenazah Fatimah r.a diletakkan di tepi kubur maka Abu Dzafrrin Al-Ghifary r.a berkata kepada kubur, "Wahai kubur, tahukah kamu jenazah siapakah yang kami bawakan kepada kamu ? Jenazah yang kami bawa ini adalah Siti Fatimah az-Zahra, anak Rasulullah s.a.w." Maka berkata kubur, "Aku bukannya tempat bagi mereka yang berdarjat atau orang yang bernasab, adapun aku adalah tempat amal soleh, orang yang banyak amalnya maka dia akan selamat dariku, tetapi kalau orang itu tidak beramal soleh maka dia tidak akan terlepas dari aku (akan aku layan dia dengan seburuk-buruknya)." Abu Laits as-Samarqandi berkata kalau seseorang itu hendak selamat dari siksa kubur hendaklah melazimkan empat perkara semuanya :- 1. Hendaklah ia menjaga solatnya 2. Hendaklah dia bersedekah 3. Hendaklah dia membaca al-Quran 4. Hendaklah dia memperbanyakkan membaca tasbih kerana dengan memperbanyakkan membaca tasbih, ia akan dapat menyinari kubur dan melapangkannya. Adapun empat perkara yang harus dijauhi ialah :- 1. Jangan berdusta 2. Jangan mengkhianat 3. Jangan mengadu-domba (jangan suka mencucuk sana cucuk sini) 4. Jangan kencing sambil berdiri Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud, "Bersucilah kamu semua dari kencing, kerana sesungguhnya kebanyakan siksa kubur itu berpunca dari kencing." Seseorang itu tidak dijamin akan terlepas dari segala macam siksaan dalam kubur, walaupun ia seorang alim ulama' atau seorang anak yang bapanya sangat dekat dengan Allah s.w.t.. Sebaliknya kubur itu tidak memandang adakah orang itu orang miskin, orang kaya, orang berkedudukan tinggi atau sebagainya, kubur akan melayan seseorang itu mengikut amal soleh yang telah dilakukan sewaktu hidupnya di dunia ini. Jangan sekali-kali kita berfikir bahawa kita akan dapat menjawab setiap soalan yang dikemukakan oleh dua malaikat Mungkar dan Nakir dengan cara kita menghafal. Pada hari ini kalau kita berkata kepada saudara kita yang jahil takutlah kamu kepada Allah s.w.t. dan takutlah kamu kepada soalan yang akan dikemukakan ke atas kamu oleh malaikat Mungkar dan Nakir, maka mereka mungkin akan menjawab, "Ah mudah sahaja, aku boleh menghafal untuk menjawabnya." Itu adalah kata-kata orang yang tidak berfikiran. Seseorang itu tidak akan dapat menjawab setiap soalan di alam kubur jikalau dia tidak mengamalkannya sebab yang akan menjawab ialah amalnya sendiri. Sekiranya dia rajin membaca al-Quran, maka al-Quran itu akan membelanya dan begitu juga seterusnya.

PERBUALAN NABI DENGAN IBLIS

PERBUALAN ANTARA RASULULLAH S.A.W DENGAN IBLIS
Telah diceritakan bahawa Allah s.w.t. telah menyuruh iblis laknatullah datang kepada Nabi Muhammad s.a.w agar menjawab segala pertanyaan yang baginda tanyakan padanya. Pada suatu hari Iblis laknatullah pun datang kepada Baginda s.a.w. dengan menyerupai orang tua yang baik lagi bersih, sedang ditangannya memegang tongkat. Bertanya Rasulullah s.a.w, "Siapakah kamu ini ?" Orang tua itu menjawab, "Aku adalah iblis." "Apa maksud kamu datang berjumpa aku ?" Orang tua itu menjawab, "Allah menyuruhku datang kepadamu agar kau bertanyakan kepadaku." Baginda Rasulullah s.a.w lalu bertanya, "Hai iblis, berapa banyakkah musuhmu dari kalangan umat-umatku ?" Iblis menjawab, "Lima belas."
1. Engkau sendiri hai Muhammad.
2. Imam dan pemimpin yang adil.
3. Orang kaya yang merendah diri.
4. Pedagang yang jujur dan amanah.
5. Orang alim yang mengerjakan solat dengan khusyuk.
6. Orang Mukmin yang memberi nasihat.
7. Orang yang Mukmin yang berkasih-sayang.
8. Orang yang tetap dan cepat bertaubat.
9 Orang yang menjauhkan diri dari segala yang haram.
10. Orang Mukmin yang selalu dalam keadaan suci.
11. Orang Mukmin yang banyak bersedekah dan berderma.
12. Orang Mukmin yang baik budi dan akhlaknya.
13. Orang Mukmin yang bermanfaat kepada orang.
14. Orang yang hafal al-Quran serta selalu membacanya.
15. Orang yang berdiri melakukan solat di waktu malam sedang orang-orang lain semuanya tidur. Kemudian Rasulullah s.a.w bertanya lagi, "Berapa banyakkah temanmu di kalangan umatku ?" Jawab iblis laknatullah, "Sepuluh golongan :-
1. Hakim yang tidak adil.
2. Orang kaya yang sombong.
3. Pedagang yang khianat.
4. Orang pemabuk/peminum arak.
5. Orang yang memutuskan tali persaudaraan.
6. Pemilik harta riba'.
7. Pemakan harta anak yatim.
8. Orang yang selalu lengah dalam mengerjakan solat/sering meninggalkan solat.
9. Orang yang enggan memberikan zakat/kedekut.
10. Orang yang selalu berangan-angan dan khayal dengan tidak ada faedah. Mereka semua itu adalah sahabat-sahabatku yang setia."
Itulah di antara perbualan Nabi dan iblis laknatullah. Sememangnya kita maklum bahawa sesungguhnya Iblis laknatullah itu adalah musuh Allah s.w.t. dan manusia. Dari itu hendaklah kita selalu berhati-hati jangan sampai kita menjadi kawan iblis laknatullah, kerana sesiapa yang menjadi kawan iblis laknatullah bermakna menjadi musuh Allah s.w.t.. Demikianlah sebaliknya, sesiapa yang menjadi musuh iblis laknatullah bererti menjadi kawan kekasih Allah s.w.t..
JAZAKALLAH KHOIRON KATSIRON

Selasa, 06 Maret 2012

Kondisi Masyarakat Indonesia Saat Ini

Kampus STKIP GARUT  Jurusan Pendidikan Biologi Kelas 2A Dosen Pembimbing Pak Ana Maulana, M.Pd.
Kondisi Masyarakat Indonesia Saat Ini 
 
Kondisi masyarakat Indonesia masa kini sangatlah memprihatinkansekali, nilai-nilai dan  norma-norma pancasilasudah terlupakan. Apalagi sekaramg banyak kasus-kasus yang menggambarkan bahwa masyarakat kitam sudah lupaakanjati dirinya sendiri. Krisis akhlak sedang melanda melanda negara kita banyaknya kasus korupsi, kenakalan remaja, pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, penjambretan tabrak lari,dll. seakan-akan menjadi suatu budaya yang tak bisa dihapuskan di Negara kita ini, karena kenapa jawaban nya yaitu krisis akhlak dan agama dijadikan sebuah simbol saja.

Memang negara kita bukan negara islam, tetapi negara kita itu negara yang beragama, tetapi mengapa kita melupakan ajaran-ajaran agama yang telah tercantum dalam kitab-kitab yang dianutnya. Contohnya dalam agama islam korupsi, pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, dll. sangat di haramkan, kenapa? karena perbuatan tersebut akan merugikan dirinya, keluarganya dan sangat merugikan orang lain. kejadian tersebut sudah sudah lumrah dimasyarakat kita.

 

kemudian juga, masyarakat pada era globasasi ini sudah tidak bisa membedakan antara yang halal dan yang haram, asalkan bisa makan entah itu uang haram sekalipun agar bisa hidup.

Ada sebuah Hadits mengatakan yang artinya:
"agama akan rusak oleh 3 perkara:
1.manusiayang punya ilmu tetapi tidak mengamalkan nya, tetapi malah berbuat sebaliuknya
2. pemimpin yang lacut (tidak menepati janjinya/dipersalahgunakan kepemimpinannya)
3. jihadnya orang-orang yang bodoh."(H.R.AS-SYAIKHONI DAN ABU HURAIRAH)

Dari hadist diatas dapat disimpulkan bahwa kalau negara mempunyai ketiga sifat tersebut insya allah lambat laun akan rusak, apalagi akhlak kaum wanitanya sudah rusak , maka tunggulah saat nya nanti.

sekarang masyarakat Indonesia kebanyakan menjadikan agama itu sebagai simbol saja, ah yang penting dalam KTP agama islam, yang penting sholat, tetapi takbegitu juga kan, sholat juga ada tata tertibnya, betul tidak??? itu dalam agama, apalagi masalah-masalah yang lainnya.